Oleh Drs. H. Anwar Hafid, M.Si (Ketua DPD Partai Demokrat Sulawesi Tengah / Anggota DPR RI FPD Komisi II)
Sejak kemarin beredar Video KSP Moeldoko di akun Instagram dr_moeldoko. Video itu berjudul ‘Moeldoko Menjawab’. Saya bersyukur, akhirnya KSP Moeldoko berani muncul ke publik. Lalu, mencoba memberikan jawaban atas kekisruhan yang terjadi di tubuh demokrat dan alasan keterlibatan beliau di dalam kekisruhan tersebut.
Sebagai kader demokrat saya ingin menjawab peryataan Moeldoko tersebut, utamanya peryataan KSP Moeldoko yang menyampaikan “bahwa beliau didaulat untuk memimpin Demokrat. Kekisruhan sudah terjadi, arah demokrasi sudah bergeser di dalam tubuh Demokrat.Terjadi pertarungan ideologis yang kuat menjelang 2024”.
Maka untuk menjawab peryataan ini, sebenarnya cukup mudah. Adakah kekisruhan di tubuh demokrat sampai akhirnya Moeldoko kemudian terlibat bersama kelompok KLB Deli Serdang? Selanjutnya persoalan arah demokrasi yang bergeser didalam tubuh demokrat, demokrasi seperti apa yang bergeser?
Prinsip demokrat yang senantiasa menghargai persamaan hak dalam pengambilan keputusan yang dibangun atas dasar konstitusional AD/ART berjalan dengan baik dalam tubuh partai demokrat. Kongres yang dihadiri oleh seluruh ketua DPD, DPC unsur DPP bukankah adalah cermin bahwa demokrat berdiri atas asas demokrasi. Bukan dengan klaim secara paksa atas Demokrat oleh mereka yang bukan kader demokrat layaknya apa yang dilakukan oleh Moeldoko.
Selanjutnya yang membuat miris dari jawaban KSP Moeldoko adalah narasi bahwa,’ bahwa terjadi pertarungan ideologis yang kuat, pertarungan ini terstruktur dan gampang dikenali, ini menjadi ancaman bagi cita-cita menuju Indonesia Emas 2045.Ada kecenderungan tarikan ideologis itu terlihat di tubuh Demokrat, jadi ini bukan sekedar menyelamatkan Demokrat, tapi juga menyelamatkan bangsa’.
Pertarungan ideologis yang mana? Ideologi demokrat tetaplah Pancasila yang direfleksikan dengan prinsip Nasionalis-Religius. Demokrat tidak pernah mentolerir radikalisme, separatisme apalagi totalitarianisme layaknya upaya dan tindakan pengambil alihan Partai Demokrat oleh Moeldoko dan KLB yang memiliki kecenderungan layaknya cara-cara ideologi totalitarian yang mengambil alih kekuasaan dengan paksa dan anti pada demokrasi dan prinsip musyawarah mufakat yang menjadi ciri demokrasi Pancasila indonesia.
Terakhir, pandangan saudara Moeldoko yang menyampaikan bahwa kondisi demokrat hari ini adalah ancaman bagi pencapaian Indonesia emas 2045 adalah argumentasi layaknya kata pepatah; ‘menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri’.
Saudara Moeldoko, Indonesia emas itu berarti mempersiapkan generasi yang sesuai konteks zaman, karena pada saat itu ledakan demografi penduduk usia produktif akan begitu besar. Pertanyaanya siapakah yang mesti kita persiapkan menyambut Indonesia emas 2045?, apakah mereka orang-orang dari masa lalu layaknya saudara Moeldoko dan pendukung KLB? Demokrat bersama AHY jauh lebih kontekstual mempersiapkan Indonesia emas 2045.